Filsuf Paling Berpengaruh Filsafat adalah sbobet hal yang rumit. Ini adalah pencarian makna, pemahaman yang lebih besar, jawaban atas pertanyaan seputar keberadaan kita, tujuan kita, dan alam semesta itu sendiri. Jadi jelas, mencoba meringkasnya dalam beberapa uraian singkat adalah tugas orang bodoh. Yah, anggap kami bodoh, karena itulah tepatnya yang ingin kami lakukan.
Kami yakin Socrates akan mempertanyakan motif kami, Emerson akan mengkritik kami karena menulis tentang subjek yang begitu jauh dari alam, dan Nietzsche akan mengolok-olok kami sampai kami menangis. Tapi kami pikir risikonya sepadan dengan memberi Anda gambaran cepat tentang pengetahuan saat Anda mempersiapkan ujian, mengencangkan esai, atau memulai proses penelitian.
Filsuf Utama dan Ide Mereka
Saint Thomas Aquinas (1225–1274)
Thomas Aquinas adalah seorang biarawan Dominikan abad ke-13, teolog dan Pujangga Gereja, lahir di tempat yang sekarang dikenal sebagai wilayah Lazio di Italia.
Ide Besar Aquinas
- Berpegang pada prinsip realisme Platonis/Aristotelian, yang menyatakan bahwa kemutlakan tertentu ada di alam semesta, termasuk keberadaan alam semesta itu sendiri;
-
Memfokuskan sebagian besar karyanya pada rekonsiliasi prinsip-prinsip Aristotelian dan Kristen, tetapi juga mengungkapkan keterbukaan doktrinal kepada para filsuf Yahudi dan Romawi, semuanya sampai akhir kebenaran ilahi di mana pun itu dapat ditemukan;
-
Konsili Vatikan Kedua (1962–65) mendeklarasikan Summa Theolgoiae ringkasan dari semua ajaran Gereja Katolik sampai saat itu “Filsafat Abadi.”
Aristoteles (384–322 SM)
Aristoteles adalah salah satu pemikir dan guru paling penting dan berpengaruh dalam sejarah manusia, sering dianggap bersama depo pulsa mentornya, Plato sebagai bapak Filsafat Barat.”
Lahir di bagian utara Yunani kuno, tulisan dan gagasannya tentang metafisika, etika, pengetahuan, dan penyelidikan metodologis berada di akar pemikiran manusia. Sebagian besar filsuf yang mengikutinya baik yang menggemakan maupun yang menentang gagasannya berutang langsung pada pengaruhnya yang luas. Dampak besar Aristoteles adalah konsekuensi dari luasnya tulisannya dan jangkauan pribadinya selama hidupnya.
Ide Besar Aristoteles
- Menegaskan penggunaan logika sebagai metode argumen dan menawarkan template metodologi dasar untuk wacana analitis;
-
Mendukung pemahaman bahwa pengetahuan dibangun dari studi tentang hal-hal yang terjadi di dunia, dan bahwa beberapa pengetahuan bersifat universal seperangkat gagasan yang berlaku di seluruh Peradaban Barat sesudahnya;
-
Mendefinisikan metafisika sebagai “pengetahuan tentang makhluk immaterial,” dan menggunakan kerangka kerja ini untuk memeriksa hubungan antara substansi (kombinasi materi dan bentuk) dan esensi, dari mana ia merancang bahwa manusia terdiri dari kesatuan keduanya.